15658933594163253498

Naik Pangkat Turun Derajat: Kronik PNS dalam Republik Loyalitas

banu - Selasa, 8 Oktober 2024 03:01 WIB

Woman falls from stairs.
Woman falls from stairs.

OPINI – Di negeri yang konon menjunjung meritokrasi, nasib baik masih punya hobi mampir ke mereka yang lihai menyusun kalimat, bukan yang lihai bekerja.

Baru-baru ini, seorang hakim mengajukan permintaan kenaikan gaji—karena, tentu saja, keadilan butuh dukungan materi.

Di sisi lain, seorang PNS di Jember justru mengalami hal sebaliknya: makin lama mengabdi, makin dikerdilkan.

Tapi begitulah birokrasi Indonesia kadang hukum Newton tak berlaku; gaya bekerja tak selalu berbanding lurus dengan hasil karier.

12 Tahun Honorer, 13 Kali Ditinggal Janji

W adalah potret klasik dari mereka yang percaya bahwa kerja keras dan dedikasi bisa membuahkan hasil.

Dua belas tahun ia menjadi guru honorer, mengajar dengan gaji yang cukup untuk beli bensin dan sedikit utang.

Lalu pada 2010, ia resmi jadi PNS,yang bekerja di Institusi Pemerintah.

Di titik ini, ia kira hidupnya akan naik level. Ternyata yang naik hanya beban kerja, bukan penghargaan.

Sembilan Kepala, Nol Kejelasan

Pada 2023, datanglah Kepala Kantor ke-9, inisial A. Berasal dari Dinas , A masuk ke dunia pelatihan kerja seperti pemain futsal disuruh main catur.

Minim pengalaman, tapi penuh percaya diri. Ia menjanjikan kesejahteraan, seperti para caleg sebelum pemilu.

Bedanya, janji A tak perlu menunggu lima tahun untuk dilupakan-cukup tiga bulan.

Reformasi Rasa Reshuffle

Alih-alih memperbaiki sistem, A malah fokus merombak struktur, bukan substansi.

Yang tak sejalan? Digeser. Yang loyal? Ditarik ke dalam lingkaran.

W, yang sejak awal bersuara soal integritas dan profesionalisme, malah dipindahkan ke jabatan lebih rendah, tanpa diskusi, tanpa argumen.

Tentu saja, bukan karena dendam pribadi—hanya karena birokrasi kita tak pernah salah, hanya terlalu kreatif.

Promosi Ekspres: Dari Tuban ke Surga Jember

Di sisi lain, D, seorang P3K yang baru masuk delapan hari di Tuban, langsung mendapat promosi ke posisi strategis di Institusi di Jember.

Mengapa? Karena loyalitas-dan mungkin sedikit bisikan. Tak perlu pengalaman, cukup kepatuhan.

Di republik ini, karier bukan soal rekam jejak, tapi soal jejak siapa yang kau ikuti.

Ironi Sistem: Yang Tersingkir Adalah yang Bisa Bekerja

Kini W bertanya-tanya: untuk apa 24 tahun pengabdian, kalau yang dihargai adalah mereka yang datang dengan lembar kosong tapi tahu cara membaca angin? Tapi W bukan siapa-siapa.

“Ia bukan pejabat struktural tinggi, bukan influencer, bukan bagian dari geng ‘perubahan’. Ia hanya satu lagi nama yang perlahan dikikis sistem-tanpa peluit, tanpa headline.(*)

Penulis : Anonim

Tag Terkait

Bagikan

Rekomendasi

Terkini

Pengunjung

Part Of

Sumatera Ekspres Minggu

© 2025 Sumatera Ekspres Minggu. All Rights Reserved.
Design by Velocity Developer.