“Aroma jambu menyeruak di warung-warung pinggir jalan Kabupaten Situbondo.
Bukan dari minuman, tapi dari rokok ilegal ESS yang kini viral di kalangan pecinta sensasi asap beraroma buah tropis.
SITUBONDO – Belum selesai dengan rasa jambu, masyarakat juga diserbu rokok rasa anggur seperti Geboy Flavour dan Seven Up.
Situbondo kini tampaknya lebih cocok disebutttbe sebagai city of flavor.
Geboy dan Seven Up, dua rokok ilegal rasa anggur yang diproduksi oleh perusahaan dengan nama yang lebih cocok untuk label musik dangdut- PT Geboy Indonesia dan PR Pallapa Indonesia kini punya saingan rasa jambu dari ESS.
Konon, dalam waktu dekat akan ada varian rasa lain seperti Rokok Sate Madura, Cappuccino Durian, dan Teh Manis Tarik Napas.
“Kalau bisa sih ada rasa rendang juga. Biar merokok sekalian makan siang,” kata Ndrea (nama samaran, karena dia takut ditangkap dan kehilangan rokok favoritnya).
Harga? Cuma Rp10 ribu per bungkus isi 20 batang. Lebih murah daripada seblak. Tapi sensasinya? Katanya sih, seperti mencicipi salad buah dengan bonus ancaman kesehatan.
Penjualannya pun eksklusif ala black market rasa buah. Rokok disimpan di bawah meja, dijual pakai kode, dan dibungkus seperti oleh-oleh rahasia.
“ESS jambu biasanya dijual dengan kode ‘Bang, yang seger dong’, kalau anggur pakai kode ‘ada rasa pesta?’,” ungkap Wanda, warga Situbondo yang sudah khatam sistem distribusi rokok rasa.
Bea Cukai? Masih diam seperti rokok yang belum dibakar. Kabarnya mereka sedang menunggu launching varian baru Rokok Rasa Soto Betawi sebelum melakukan razia.
Sementara itu, masyarakat Situbondo mulai membuat daftar rokok rasa impian: rokok rasa roti bakar,rokok rasa es kepal milo, hingga rokok rasa mantan- yang katanya pahit tapi bikin ketagihan.(*)