Lebih miris lagi, di Desa Sumber Kolak, seorang ODGJ tampak tidur-tiduran tepat di depan sekolah PAUD.
Pemandangan ini mengundang keprihatinan masyarakat, terutama para orang tua yang cemas akan keselamatan anak-anak mereka.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Sosial Situbondo, Timbul Surjanto, justru menyebut kondisi ini sebagai “fenomena dilematis” yang memerlukan koordinasi lintas instansi, termasuk Satpol PP.
Ironisnya, respons pemerintah daerah cenderung lambat dan reaktif.
Seperti kasus Luluk-seorang pengemis cilik yang telah dilaporkan sejak tiga tahun lalu namun baru ditindak setelah mendapat sorotan dari wartawan dan disampaikan langsung ke Bupati.
“Sudah ada upaya, tapi memang perlu laporan dan tindak lanjut bersama,” ujar Timbul diplomatis, tanpa menjelaskan mengapa laporan sebelumnya mandek bertahun-tahun.
Fenomena ini menegaskan lemahnya sistem penanganan sosial di Situbondo: responsif hanya ketika disorot media, bukan karena kepedulian terhadap warga.
Dari informasi yang dihimpun para pengemis ini ternyata ada yang mengkoordinir, dan hal ini juga menjadi buah bibir warga situbondo.(Noe)
Page: 1 2
"GGRM Alami Penurunan Tajam di Kuartal I 2025, Kinerja Keuangan Tertekan" EKONOMI - PT Gudang…
"Pelayanan Keimigrasian Dipastikan Optimal di Asrama Haji Sukolilo Surabaya SURABAYA- Kantor Imigrasi Kelas I Khusus…
SUMEKSMINGGU.COM – Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Perkebunan Patriotik Indonesia (SARBUPRI) dari empat…
SUMEKSMINGGU.COM – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ogan Komering Ilir (OKI) menindak tegas dugaan aksi…
"Rakyat Indonesia ternyata tidak semiskin itu—asal kamu pakai kalkulator yang sama dengan Badan Pusat Statistik…
"Gerakan buruh sudah ada sejak era Hindia Belanda. Tahun 1920, Indonesia (masih Hindia Belanda)…