“Rakyat Indonesia ternyata tidak semiskin itu—asal kamu pakai kalkulator yang sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
EKONOMI – Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, akhirnya angkat suara setelah Bank Dunia berani-beraninya menyebut 60,3% warga Indonesia hidup dalam kemiskinan. Tapi tenang, itu cuma karena mereka pakai “standar orang kaya.”
Menurut Amalia, BPS setia memakai standar internasional yang lebih bersahabat, yaitu US$2,15 per kapita per hari berdasarkan nilai tukar PPP tahun 2017.
Sementara Bank Dunia, tampaknya sedang iseng menaikkan standar menjadi US$6,85-karena mungkin mereka pikir kita semua tinggal di Singapura.
“Jangan pakai kalkulator tukang pulsa,” kira-kira begitu maksud Amalia saat menjelaskan kenapa angka versi Bank Dunia tidak bisa dikonversi langsung ke rupiah sekarang.
Lho, kok bisa? Ya bisa, karena PPP itu pakai kurs tahun 2017, bukan kurs emak-emak di pasar sekarang.
Tak cukup sampai di situ, Amalia juga menyindir bahwa standar yang dipakai Bank Dunia tidak cocok untuk negara seperti Indonesia yang baru saja menginjak tangga terendah dari status negara berpendapatan menengah ke atas.
Dengan GNI per kapita sekitar US$4.800, Indonesia belum pantas masuk “median” geng elite itu. Jadi, tolong jangan samakan kami dengan tetangga sebelah yang udah bisa naik MRT tanpa nyasar.
BPS, tentu saja, punya cara menghitung sendiri. Alih-alih pakai satu angka nasional, mereka pakai angka kemiskinan provinsi.
Maklum, hidup di Jakarta beda rasanya dengan hidup di Papua Selatan-bukan cuma soal sinyal, tapi juga soal nasi bungkus.
Maka, angka kemiskinan di setiap daerah diolah, diaduk, lalu disajikan jadi satu statistik nasional yang, syukurlah, lebih rendah dari 10%.
Hasilnya? Menurut BPS, hanya 8,57% rakyat Indonesia yang miskin. Cuma 24 juta orang, kok.
Sisanya mungkin cuma nyaris miskin atau berlagak hemat. Tapi yang jelas, jauh lebih sedikit dari 171 juta orang yang diklaim Bank Dunia sebagai “miskin.”
Oh, dan jangan lupa, garis kemiskinan versi BPS itu Rp595.242 per kapita per bulan. Artinya, kalau kamu masih bisa hidup dengan kurang dari Rp20.000 sehari (dan tetap bisa senyum), selamat—kamu bukan orang miskin versi negara!(*)
SUMEKSMINGGU.COM – Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Perkebunan Patriotik Indonesia (SARBUPRI) dari empat…
SUMEKSMINGGU.COM – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ogan Komering Ilir (OKI) menindak tegas dugaan aksi…
"Gerakan buruh sudah ada sejak era Hindia Belanda. Tahun 1920, Indonesia (masih Hindia Belanda)…
BONDOWOSO - Musim panen semangka telah tiba di sejumlah daerah di Jawa Timur seperti Jember,…
SUMEKSMINGGU.COM – Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H. Muchendi Mahzareki, menegaskan bahwa penyusunan Rencana Kerja…
SUMEKSMINGGU.COM – Ketua Bhayangkari Daerah Sumatera Selatan sekaligus Ketua Pengurus Yayasan Kemala Bhayangkari Daerah Sumatera…