15658933594163253498

Pilih Karya Orang Atau Karya Sendiri

banu - Kamis, 27 Februari 2025 02:20 WIB

IMG_20250227_211600

Pasalnya, setiap zaman memiliki gaya dan karakter tersendiri yang bisa memperkaya pengetahuan dan kemampuan kita bermusik.

Teknik bermainnya pun dengan sendirinya berbeda-beda. Bagi seseorang musisi, ini merupakan keasyikan tersendiri. Seperti halnya kita berjalan-jalan menjelajahi tempat-tempat baru atau mencicipi jajanan dari berbagai negeri.

Selalu ada hal baru yang bisa dipelajari. Tentu dengan catatan, jangan bolak-balik ke tempat yang sama terus-menerus. Carilah tempat-tempat baru yang berbeda.

Mungkin tidak semuanya kita suka karena selera orang berbeda-beda. Musik pun demikian. Setelah kita mencicip beragam musik, mungkin kita akan merasa lebih cocok dengan karya si A dan si B.

Bukan karya si C atau D, Atau lebih senang dengan musik dari zaman Barok, ketimbang karya-karya dari zaman Klasik. Mungkin juga ada yang akhirnya jadi terila-gila pada jenis juga ada yang akhirnya jadi terila-gila pada jenis musik tertentu.

Itu wajar dan sah-sah saja. Namun sebaiknya kita sudah pernah mencoba semuanya sebelum mengambil keputusan mana yang paling kita sukai.

Tinta Di Atas Kertas
“Buat apa memainkan karya orang lain yang kita nggak kenal?” begitu seorang teman pernah berujar. Sebetulnya ini bukan soal siapa penciptanya, atau kenalkah kita dengannya.

Bagi saya ini adalah soal suka atau tidaknya saya pada suatu karya. Bila ada sebuah karya yang indah, dan saya bisa memainkannya, apa salahnya jika karya itu saya tampilkan pada khalayak? Terlebih lagi jika sang pencipta sudah tiada, bagaimana orang bisa mengetahui ada karya yang bagus itu jika tidak ada orang yang memainkannya?

Hal lain yang tak boleh dilupakan adalah: tidak semua musisi bisa menghasilkan karya musik sendiri. Kemampuan bermain musik dan mencipta musik adalah dua bidang yang berbeda. Ilmunya lain.

Memang, ada musisi yang juga komposer. Contohnya banyak. Di sisi lain tidak sedikit pula musisi yang lebih fokus menafsir dan menyajikan karya-karya orang lain.

Mereka ingin membagikan keindahan karya-karya musik tersebut pada khalayak. Karena jika tidak ada yang melakukan hal itu, maka semua karya-karya yang bagus itu tidak akan pernah terdengar. Hanya tetap menjadi tinta di atas kertas dan lambat-laun terkubur oleh waktu.

Berapa banyak perbendaharaan karya musik yang mesti kita kuasai? Ini sangat tergantung pada kebutuhan kita.

Bila kita sekadar penyuka, tentu tidak ada batasan jumlah lagu yang mesti dikuasai. Toh jika Anda misalnya mendadak harus tampil dalam suatu acara –di pentas sekolah, kantor, atau acara keluarga– tidaklah banyak lagu yang harus dimainkan. Tentunya makin banyak yang Anda bisa, makin bagus.

Bila Anda hendak menjadi musisi, tentu jumlah perbendaharaan lagu harus cukup banyak. Mengingat seringnya Anda tampil dalam waktu yang lama dalam sebuah acara.

Misalnya, mengisi musik untuk kafe, hotel, acara perkawinan, atau festival musik. Umumnya durasi penampilan berkisar satu jam hingga dua jam. Untuk waktu selama itu, tentunya Anda perlu perbendaharaan lagu yang lebih banyak.

Tag Terkait

Bagikan

Rekomendasi

Terkini

Pengunjung

Part Of

Sumatera Ekspres Minggu

© 2025 Sumatera Ekspres Minggu. All Rights Reserved.
Design by Velocity Developer.