Pertimbangkan pula variasi gaya dan karakter musik yang hendak disajikan agar cukup dinamis dan tidak berkesan “begitu-begitu saja”.
Hal lain yang perlu diperhatikan saat memainkan karya orang lain, adalah dengan menyebutkan nama komposer/pencipta, serta penggubah/arranger. Ini soal etika saja.
Bila Anda menjadi komposer, tentun Anda juga tak ingin seseorang memainkan karya Anda begitu saja tanpa menyebutkan nama Anda.
Bila Anda memainkannya untuk tujuan komersial, tentunya kita harus minta izin pada sang pencipta ataupun pemegang hak edar dari karyanya.
Berbagi Keindahan
Pilihan lain untuk menambah perbendaharaan lagu adalah dengan membuat karya musik sendiri. Bisa berupa komposisi atau lagu orisinal ciptaan sendiri.
Bisa juga dalam bentuk aransemen. Aransemen ini umumnya berasal dari karya yang aslinya bukan untuk instrumen kita. Misalnya, karya untuk vokal kita aransemen menjadi menjadi karya solo gitar.
Membuat komposisi memang tidak mudah, Ada banyak pengetahuan yang harus dipelajari sebelum kita mampu menghasilkan sebuah karya.
Pengetahuan ini bisa kita peroleh lewat sekolah musik, ataupun dengan belajar sendiri. Mengenai soal ini saya sudah pernah tulis di edisi terdahulu.
Membuat aransemen secara teknis mungkin lebih mudah –setidaknya bagi saya. Karena bahan bakunya sudah tersedia. Beda dengan membuat komposisi sendiri yang harus mencipta dari tiada menjadi ada.
Meski demikian, pengetahuan merancang harmoni dan penggalian kreativitas untuk memunculkan keindahan-nya juga tak kalah sulit dibanding membuat komposisi. Perihal membuat aransemen pun sudah pernah saya ulas di rubrik ini.
“Kemudahan” membuat aransemen juga didukung oleh berlimpahnya materi yang bisa diolah. Pada prinsipnya, semua karya musik yang ada di dunia ini bisa kita olah kembali untuk instrumen kita.
Dilihat dari instrumennya, ada karya-karya untuk orkestra, musik kamar, vokal, hingga solo instrumen (organ, biola, flute, cello, piano). Dari jenis musik pun, ragamnya tak kalah meriah.
Kita punya kumpulan lagu rakyat, lagu anak-anak, musik tradisional, keroncong, lagu-lagu pop, rock, jazz hingga blues, dan masih banyak lagi. Semuanya memiliki potensi diaransemen kembali untuk dimainkan dengan instrumen kita.
Semoga kita semua, para murid musik ataupun musisi, jadi lebih menyadari luasnya keberagaman jenis musik untuk dimainkan. Dengan demikian, dunia pementasan musik kita pun akan semakin meriah dan indah.
Bahwa ada yang lebih senang memainkan karya orang lain, karya sendiri, atau jenis musik tertentu, itulah bagian dari keragaman. Karena pada akhirnya, tujuan kita bermain musik adalah berbagi keindahan musik pada sesama. Apa pun asal-usul atau jenis musiknya. (Jubing Kristianto, gitaris)