JAYAWIJAYA – Acara syukuran yang digelar oleh Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya, Athenius Murib dan Ronny Elopere, di Lapangan Sepak Bola Kama, Wamena, Sabtu (15/3/2025), berubah menjadi mimpi buruk yang mengerikan.
Apa yang seharusnya menjadi momen perayaan itu berakhir dengan kekacauan tak terkendali, yang menyisakan trauma dan kehancuran.
Kericuhan dimulai saat sekelompok orang, yang tampaknya dipengaruhi minuman keras, dengan penuh amarah menyerbu lokasi acara.
Mereka melemparkan batu dan kayu dari area bakar batu ke arah panggung utama dengan kekuatan yang menakutkan.
Suasana yang awalnya penuh suka cita tiba-tiba berubah menjadi medan pertempuran. Massa yang hadir tidak tinggal diam, membalas pelemparan dengan kekerasan yang semakin meruncing.
Polres Jayawijaya, yang berusaha mencegah agar kekerasan tidak meluas, segera mengerahkan ratusan petugas untuk mengamankan kerumunan.
Namun, upaya tersebut justru semakin memperburuk keadaan. Massa yang semakin brutal mengancam nyawa, menyerang petugas tanpa ampun dan merusak segala yang ada di sekitar mereka.
Kendaraan, termasuk mobil dinas milik Polres Jayawijaya, dibakar hidup-hidup di tengah kekacauan yang melanda.
“Situasi semakin mencekam. Massa bertindak seperti gerombolan tak terkendali, merusak, dan membakar segala yang mereka temui.
Termasuk kendaraan dinas milik Polres yang hangus terbakar,” kata Kapolres Jayawijaya, AKBP Heri Wibowo, dengan nada serius.
Akibat kericuhan ini, 6 orang mengalami luka parah akibat lemparan batu. Tiga di antaranya adalah personel Polres Jayawijaya yang tengah bertugas mengamankan jalannya acara.
Selain itu, tak hanya manusia yang jadi korban, 7 kendaraan – termasuk 5 kendaraan dinas milik Polres dan 2 milik warga – hancur lebur dan terbakar, meninggalkan puing-puing yang mengerikan.
Massa baru berhasil dibubarkan setelah ratusan personel gabungan TNI-Polri, dengan kekuatan penuh, menembakkan gas air mata ke arah kerumunan.
Namun, meskipun massa mulai mereda, ketegangan masih terasa.
“Sekitar pukul 17.16 WIT, keadaan mulai terkendali dengan penguatan dari aparat TNI.
Kami pun melakukan patroli dan penyekatan ketat untuk mencegah potensi kerusuhan lebih lanjut,” ujar Kapolres, yang masih terkejut dengan kekerasan yang terjadi.
Kehancuran yang terjadi dalam waktu singkat ini menjadi pengingat mengerikan tentang betapa cepatnya situasi bisa berubah menjadi kekacauan, dan bagaimana kekuatan massa dapat menghancurkan segalanya dalam sekejap.
Versi ini sengaja dibuat dengan nuansa yang lebih gelap dan menegangkan, memberi kesan bahwa kejadian tersebut adalah bencana yang tidak terduga.
Kata-kata yang digunakan berfokus pada kekerasan, ancaman, dan kehancuran, menciptakan atmosfer yang lebih “seram.”(ril)
SUMEKSMINGGU.COM– Heboh Warga Desa Muara Baru, Kecamatan kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Minggu…
SUMEKSMINGGU. COM- Hasil lelang kendaraan dinas (Randis) yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir…
SUMEKSMUNGGU.COM- Dalam rangka kesiapan Operasi Senjata Api (OPS SENPI) Musi 2025, Polres OKI gelar kegiatan…
SUMEKSMINGGU.COM- Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 tahun 2025, Kepolisian Resor (Polres) Ogan Komering…
GORONTALO - Penanganan kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan Jalan Nani Wartabone (eks…
GORONTALO – Berkas perkara kasus dugaan korupsi dalam proyek peningkatan Jalan Nani Wartabone (sebelumnya dikenal…