Rocky menilai bahwa suksesi kekuasaan di era Jokowi sarat dengan konflik kepentingan, terutama yang melibatkan keluarga inti.
“Ia menyebut proses politik yang seharusnya dijalankan secara adil dan demokratis justru dimanipulasi demi mengamankan posisi anak presiden dalam peta kekuasaan nasional.
“Upaya cawe-cawe Jokowi bukan sekadar rumor, tapi strategi sistematis untuk membuka jalan politik bagi anaknya di 2029. Konstitusi sengaja disamarkan agar publik kehilangan arah,” tegas Rocky.
Ia membantah bahwa kritiknya dilandasi oleh kebencian pribadi terhadap Jokowi maupun presiden terpilih Prabowo Subianto.
Rocky menekankan bahwa kritik yang ia sampaikan lahir dari kajian akademik yang mendalam mengenai dinamika sosial-politik tanah air.