Garuda, sebagai lambang negara Indonesia, sering dianggap sebagai simbol kebanggaan, kekuatan, dan kejayaan bangsa.
Namun, tikus yang berada di dalam tubuh Garuda menggambarkan banyaknya koruptor di Indonesia yang masih kebal hukum atau ketidaksesuaian bobot hukum yang diterima penjahat.
Tikus menjadi metafora bagi para koruptor, penguasa serakah, dan bisnis agama yang tidak sesuai dengan norma.
Adanya masalah yang tersembunyi di balik kemegahan, atau bahkan ketidakberesan dalam sistem yang seharusnya kuat, menjadi kritik sosial terhadap kondisi bangsa yang terkesan rapuh atau penuh tantangan.
Gambar tulang bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” yang digenggam cakar garuda melambai untuk diperhatikan lebih teliti tentang warna merah darah yang menetes ke bawah akibat dari patahnya tulang.