BUDAYA – Lebaran Ketupat merupakan salah satu tradisi yang tidak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Indonesia.
Banyak orang yang merayakannya dengan penuh sukacita, tetapi mungkin tidak banyak yang tahu bahwa tradisi ini memiliki sejarah panjang yang terkait dengan dakwah Islam, terutama yang dibawa oleh Wali Songo, khususnya Sunan Kalijaga.
Asal Usul Tradisi Lebaran Ketupat: Peran Sunan Kalijaga dalam Dakwah Islam
Menurut catatan sejarah yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk NU Online, tradisi Lebaran Ketupat pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo yang terkenal dengan pendekatan dakwah yang bijak dan adaptif.
Pada masa penyebaran Islam di Nusantara, Sunan Kalijaga memanfaatkan berbagai tradisi lokal yang sudah ada, salah satunya adalah tradisi slametan atau selamatan, sebagai sarana untuk mengenalkan ajaran Islam.
Sunan Kalijaga memahami pentingnya penggunaan simbol dalam tradisi lokal agar pesan dakwah dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat.
Ketupat, yang merupakan nasi yang dibungkus dalam anyaman daun kelapa, dipilih karena kemudahannya untuk dibuat dan ketersediaannya di banyak daerah.
Lebih dari sekadar makanan, ketupat menjadi simbol penting dalam ajaran Islam:
-Sebagai sarana untuk mendorong umat Muslim agar lebih peduli terhadap sesama melalui sedekah
-Cara untuk mempererat silaturahmi di antara keluarga dan tetangga.