Categories: Sosial & Budaya

Minal Aidzin Wal Faizin: Makna Mendalam di Balik Ucapan Selamat Lebaran yang Jadi Tradisi Unik di Indonesia

DAKWAH ISLAMI – Pernahkah Anda bertanya-tanya tentang asal-usul dan makna di balik frasa “Minal aidzin wal faizin,” yang selalu terdengar saat perayaan Lebaran di Indonesia? Sebagai ucapan yang tak pernah lepas dari momen Idul Fitri, frasa ini kini menjadi simbol perayaan yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia.

Namun, bagaimana sebenarnya arti frasa ini, dan mengapa kebiasaan ini begitu khas di Tanah Air, sementara negara lain tidak menggunakannya?

Asal Usul dan Sejarah Frasa “Minal Aidzin Wal Faizin”

Secara harfiah, frasa Minal aidzin wal faizin berasal dari ungkapan lebih panjang dalam bahasa Arab, Ja’alanallahu wa iyyakum minal ‘aidin wal faizin, yang berarti, “Semoga Allah menjadikan kami dan kalian termasuk orang-orang yang kembali (ke fitrah) dan meraih kemenangan.

‘Ungkapan ini memiliki akar sejarah yang kuat, terhubung dengan peristiwa Perang Badar, sebuah pertempuran antara umat Islam dan kaum Quraisy pada abad ke-7.

Selain itu, beberapa sejarawan menyebutkan bahwa frasa ini dipengaruhi oleh syair yang berkembang di wilayah Al-Andalus (sekarang Spanyol dan Portugal), yang digunakan sebagai bagian dari nyanyian oleh perempuan saat merayakan hari raya.

Meski makna dasar frasa ini mencerminkan kembali kepada kesucian setelah berpuasa dan meraih kemenangan atas hawa nafsu, di Indonesia, frasa ini berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar ucapan selamat.

Minal Aidzin Wal Faizin dan “Mohon Maaf Lahir Batin”: Seiring, Tapi Tak Selamanya Terhubung

Di Indonesia, Minal aidzin wal faizin biasanya diikuti dengan “Mohon maaf lahir dan batin.” Namun, jika dicermati lebih dalam, kedua frasa ini sebenarnya tidak memiliki kaitan langsung dari segi makna aslinya. Lantas, mengapa keduanya selalu dipadukan?

Keunikan budaya Indonesia menjawab pertanyaan ini. Lebaran di Indonesia bukan hanya sekadar perayaan spiritual, tetapi juga momen untuk merajut kembali hubungan sosial yang mungkin sempat renggang.

Mengucapkan permintaan maaf pada saat Idul Fitri lebih merupakan refleksi dari semangat rekonsiliasi dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat, daripada sekadar menghapus dosa atau kesalahan tertentu.

Page: 1 2 3

banu

Recent Posts

Geger Warga Temukan Mayat Perempuan Tanpa Identitas di Desa Muara Baru

SUMEKSMINGGU.COM– Heboh Warga Desa Muara Baru, Kecamatan kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Minggu…

1 hari ago

Lelang Randis Pemkab OKI : Dari 31 Randis baru terjual 16 Randis terjual, Tahap I Tembus Rp 990 Juta

SUMEKSMINGGU. COM- Hasil lelang kendaraan dinas (Randis) yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir…

3 hari ago

Polres OKI Gelar Latpra Ops Senpi Musi 2025

SUMEKSMUNGGU.COM- Dalam rangka kesiapan Operasi Senjata Api (OPS SENPI) Musi 2025, Polres OKI gelar kegiatan…

3 hari ago

Setetes Darah Sejuta Harapan, Polres OKI ajak warga Mendonorkan Darah

SUMEKSMINGGU.COM- Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 tahun 2025, Kepolisian Resor (Polres) Ogan Komering…

3 hari ago

Polda Gorontalo Segera Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Korupsi Jalan Panjaitan

GORONTALO - Penanganan kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan Jalan Nani Wartabone (eks…

5 hari ago

Berkas Kasus Korupsi Jalan Panjaitan Dinyatakan Lengkap

GORONTALO – Berkas perkara kasus dugaan korupsi dalam proyek peningkatan Jalan Nani Wartabone (sebelumnya dikenal…

5 hari ago