Suasana semakin hangat dengan lantunan selawat yang menggema, diiringi lambaian tangan para jemaah.
“Mudah-mudahan kita semua mendapat syafaat Rasulullah. Ingat, langkah, rezeki, maut, jodoh, dan pertemuan sudah ditetapkan.
Langkah saya ke OKI ini adalah ketetapan Allah, tidak ada yang bisa menghalangi,” ujar UAS.
Selain itu, UAS juga membahas perbedaan antara ibadah biasa dan ibadah besar. Menurutnya, ibadah terbesar seorang manusia adalah menjadi pemimpin.
“Kalau kita salat, pahalanya untuk kita. Kalau saya berceramah, hanya saya yang beribadah. Tapi siapa yang ibadahnya paling besar? Para pemimpin yang saleh.
Dengan satu tanda tangan, mereka bisa menggelar tabligh akbar, mendirikan Islamic Center, membangun masjid, atau mengirim anak-anak muda untuk belajar agama,” jelasnya.
Menjelang akhir Ramadan, UAS juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan ibadah dan meramaikan masjid dengan iktikaf.
“Ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar. Carilah malam itu! Ramaikan masjid, perbanyak membaca Al-Qur’an, dan tingkatkan ibadah di hari-hari terakhir Ramadan,” serunya.
Bupati OKI: Syiar Ramadan di Kayuagung