Categories: Sosial & Budaya

“Lebaran Ketupat: Tradisi Khas Jawa Menyiratkan Filosofi dan Makna Persaudaraan Mendalam”

“Lebaran Ketupat adalah tradisi khas Jawa yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, melibatkan pembuatan ketupat sebagai simbol kebersamaan dan permohonan maaf.

Temukan sejarah, makna mendalam, dan filosofi unik di balik perayaan ini yang mengajarkan kita tentang pentingnya persaudaraan dan penyucian diri setelah bulan Ramadan.”

SOSIAL & BUDAYA – Lebaran Ketupat adalah sebuah tradisi yang sudah melekat kuat dalam budaya masyarakat Jawa, namun masih banyak generasi muda yang belum mengetahui sejarah dan makna dari tradisi ini.

Meskipun kini semakin banyak orang yang mengenal Lebaran Ketupat, namun tak banyak yang memahami lebih dalam tentang simbolisme dan filosofi yang terkandung dalam setiap langkahnya. Mari kita ulas lebih lanjut!

Apa Itu Lebaran Ketupat?

Lebaran Ketupat, yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan “Syawalan,” adalah sebuah tradisi yang tak terpisahkan dari momen Idul Fitri.

Di hari yang penuh kebahagiaan ini, masyarakat Jawa membuat ketupat sebagai hidangan khas.

Ketupat sendiri adalah nasi yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa dan kemudian dikukus.

Selain menjadi makanan, ketupat juga menjadi simbol penting dalam kehidupan sosial masyarakat.

Pada momen Lebaran Ketupat, setiap keluarga di Jawa akan membuat ketupat di rumah mereka masing-masing.

Ketupat ini akan disajikan bersama berbagai hidangan lainnya seperti opor ayam, sambal goreng, kupat tahu, dan masih banyak lagi.

Tradisi ini bertujuan untuk berbagi kebahagiaan dengan keluarga, tetangga, dan teman dekat.

Tidak jarang, saat mengunjungi rumah saudara atau tetangga, kita akan disuguhkan ketupat sebagai bentuk persaudaraan.

Kapan Waktu Merayakan Lebaran Ketupat?

Lebaran Ketupat tidak dirayakan langsung pada Hari Raya Idul Fitri, melainkan pada hari ketujuh atau kedelapan setelah Idul Fitri, yaitu pada tanggal 7 atau 8 Syawal.

Perayaan ini dilaksanakan setelah umat Muslim menjalani puasa Syawal selama 6 hari, sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Puasa Syawal yang dilakukan setelah Ramadan bertujuan untuk melengkapi ibadah puasa dan meraih pahala lebih banyak.

Page: 1 2 3

banu

Recent Posts

Geger Warga Temukan Mayat Perempuan Tanpa Identitas di Desa Muara Baru

SUMEKSMINGGU.COM– Heboh Warga Desa Muara Baru, Kecamatan kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Minggu…

1 hari ago

Lelang Randis Pemkab OKI : Dari 31 Randis baru terjual 16 Randis terjual, Tahap I Tembus Rp 990 Juta

SUMEKSMINGGU. COM- Hasil lelang kendaraan dinas (Randis) yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir…

3 hari ago

Polres OKI Gelar Latpra Ops Senpi Musi 2025

SUMEKSMUNGGU.COM- Dalam rangka kesiapan Operasi Senjata Api (OPS SENPI) Musi 2025, Polres OKI gelar kegiatan…

3 hari ago

Setetes Darah Sejuta Harapan, Polres OKI ajak warga Mendonorkan Darah

SUMEKSMINGGU.COM- Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 tahun 2025, Kepolisian Resor (Polres) Ogan Komering…

3 hari ago

Polda Gorontalo Segera Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Korupsi Jalan Panjaitan

GORONTALO - Penanganan kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan Jalan Nani Wartabone (eks…

5 hari ago

Berkas Kasus Korupsi Jalan Panjaitan Dinyatakan Lengkap

GORONTALO – Berkas perkara kasus dugaan korupsi dalam proyek peningkatan Jalan Nani Wartabone (sebelumnya dikenal…

5 hari ago